Ternyata! Jatuh Cinta Itu Baik Buat Kesehatan. Ini Penjelasan Ilmiahnya
Selama ini orang – orang selalu berpikir
bahwa jatuh cinta hanyalah soal perasaan dan hati yang berbicara, tapi sadar ga
sadar jatuh cinta itu juga merupakan kondisi ilmiah loh! Sebelum membahasnya
lebih dalam, kuy kenalan dulu sama yang namanya ‘hormon adrenalin’. Hormon ini akan banyak bekerja
kalau jantung seseorang lagi ‘dag dug dug’ dengan kenceng, misalnya pas lagi
berpapasan dengan sang gebetan atau orang yang disuka.
Bila digambarkan dengan kata – kata, begini
cara kerjanya. Saat seseorang lagi jatuh cinta dan kebetulan berpapasan dengan
si doi, otaknya akan mengirim sinyal ke kelenjar adrenal. Kelenjar ini adalah
tempat produksinya hormon seperti adrenalin, epinefrin, dan norepinefrin.
Hormon ini pun nantinya akan dialirkan melalui aliran darah menuju jantung dan dampaknya,
jatung berdenyut kencang dan kuat.
Salah satu research yang dilakukan oleh para peneliti Fischer mengamati otak
seseorang yang sedang jatuh cinta. Dari pengamatan itu menunjukkan adanya
aktivitas pada area otak yang memproduksi hormon bernama ‘neurotransmitter
dopamin’. Hormon ini memberikan efek perhatian terfokus, sikap memuja, energi,
serta motivasi untuk memperoleh hidup yang lebih baik pada si pelaku. Oleh
karena itu, jatuh cinta dianggap baik karena menjadikan seseorang termotivasi
untuk memikirkan masa depan yang lebih baik.
Umumnya, ada 3 sistem otak yang terlibat
dalam proses jatuh cinta, antara lain dorongan seksual, cinta, dan keterikatan.
Dorongan seksual dipicu sama hormon testosteron, kalau cinta didorong sama
hormon dopamin yang memicu fokus energi dan perhatian pada seseorang pada waktu
tertentu. Sedangkan keterikatan didorong oleh oksitosin & vasopressin yang
mendorong lahirnya toleransi, ikatan, serta rasa aman terhadap pasangan.
Ketiga sistem ini saling berhubungan satu
sama lain, meski begitu mereka dapat bekerja secara terpisah. Artinya, jatuh
cinta dapat dimulai dari salah satu sistem aja, bukan ketiganya secara
bersamaan. Seperti contoh, sistem ‘one
night stand’ bisa terjadi karena aktivitas hormon oksitosin &
vasopressin yang dilepaskan selama orgasme berlangsung. Hal inilah yang membuat
seseorang merasa memiliki keterikatan yang dalam dengan seseorang. Setelah itu,
bisa aja nantinya orang tersebut jadi jatuh cinta dengan pasangan ‘one night stand’ nya.
Mungkin kita berpikiran kalau cinta hanya
romantis pada masa – masa pacaran aja, enggak pada pasangan yang telah lama
hidup bersama. Faktanya, penelitian yang dilakukan oleh tim Fischer menemukan bahwa otak masih mengalami
aktivitas yang sama pada pasangan yang sudah 20 tahun menikah dengan orang yang
baru aja jatuh cinta.
Hubungan romantis juga sangat baik untuk kesehatan.
Studi menunjukkan bahwa orang yang sering melakukan hubungan seksual cenderung
akan lebih sehat, panjang umur, serta menurunkan resiko jantung koroner dan
tekanan darah rendah. Peneliti Fischer juga
menemukan bahwa orang yang baru aja jatuh cinta akan lebih mudah dalam
merespons dan mengatasi stress daripada orang yang baru patah hati. Tak hanya
itu, bagi orang yang telah melewati usia reproduksi, cinta juga membawa manfaat
positif bagi kesehatan dan hubungan sosial seperti perasaan optimis,
termotivasi, fokus, dan energik.
Information
Source :
medicalogy.com
Photo Source
:
Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar